Fakta Persepolis, Klub Sepak Bola Terbesar Iran – Setiap Negara memiliki tradisi klub terkuat mereka sendiri. Entah terbagi dalam kekuatan tunggal dari satu klub yang mendominasi, seperti Bayern di Jerman, dan Juventus di Italia. Atau terbagi dua seperti Madrid dan Barcelona di Spanyol, serta Celtic dan Rangers di Skotlandia. Terbagi tiga seperti Ajax, PSV, dan Feyenord, di Belanda, atau antara Gent, Liege, dan Anderlecht di Belgia, Spartak, Zenith, dan Lokomotiv di Russia, dan Benfica, Sporting, Porto di Portugal. Atau tidak jelas siapa terkuat seperti di Liga Inggris dan Perancis.
Begitupun Iran, mereka memiliki tradisi klub terkuat, seperti Persepolis, Sepahan, dan Esteghlal [jika di Indonesia di baca Istiqlal]. Tiga klub itu kerap diperhitungkan di kejuaraan lokal maupun internasional di ajang AFC Cup. Adapun yang terbesar di Iran boleh jadi hanay Persepolis yang mampu juara sembilan kali Liga Teluk Persia Iran, dan salah satu klub terbesar di Asia.
Persepolis tidak hanya memiliki jutaan pendukung di tanah para Mulah itu, tetapi mereka juga diikuti oleh mayoritas warga Iran yang tinggal di luar negeri. Klub ini pun memiliki fakta yang layak diketahui pecinta sepak bola, diantaranya :
1. Kisah Haru 2008
Afshin Ghotbi, si anak yang hilang kembali ke tanah kelahirannya Tehran setelah 30 tahun tinggal di Amerika Serikat, menjadi warga negara paman Sam, lalu malang melintang di kompetisi Liga Major AS, menjadi asisten pelatih di banyak negara lalu dia pulang, mengambil alih kepelatihan Persepolis. Kehadirannya membawa rasa penasaan fans, yang terbayar tuntas. Dibawah kepemimpinannya pada helatan Liga Persia 2007-2008, dia diharapkan mengangkat Persepolis dari puing-puing musim sebelumnya.
Persepolis berhasil dia sebelum laga terakhir di posisi kedua, lalu di laga terakhir mereka menjamu pemuncak klasemen Sepahan. Laga besar, mereka atau kami juara. Persepolis atau Sepahan. Stadion Azadi lalu penuh sesak dengan 110.000 penonton. Kemenangan ditentukan hingga menit ke-96, saat Sepehr Heidari menyongsong bola di gawang Sepahan, gol.. golnya jelek tapi momennya terlalu indah dan dramatis untuk pendukung Persepolis. Ghotbi akhirnya membawa gelar liga Iran pada debutnya sebagai pelatih kepala.
2. Memenangkan Piala Kontinental
Untuk klub dengan ukuran dan status yang disandang Persepolis, penampilannya di tingkat Asia kurang menjanjikan. Namun akhirnya kesuksesan tingkat Asia itu datang pada Piala Winners Asia Cup 1991. Walau nilai kompetisinya tidak sementereng AFC Cup, tapi dengan mengalahkan klub asal Arab Al Muharraq di final memberikan Persepolis satu-satunya hadiah kontinental hingga saat ini yang sangat berkesan, karena persaingan tajam antara Liga Persia dengan Liga Arab. Dari pertandingan tersebut, banyak pemain judi taruhan bola di agen sbobet yang meraih keuntungan dari kemenangan Iran saat melawan negara Arab.
3. Pemain Persepolis Turut Berikan Kemenangan Untuk Squad Piala Dunia
Salah satu sumber terbesar kebanggaan Persepolis adalah mereka banyak mengirim putera terbaiknya untuk tim nasional. Hampir semua pemain Persepolis memberikan kontribusi pada kemenangan atas Amerika Serikat dan Maroko. Ali Daei dan Ali Karimi, Karim Bagheri, Mehdi Mahdavikia menjadi pemain penentu di setiap tampil dengan bendera timnas. Terutama Daei, dan Bagheri yang sangat mentereng, keduanya menyumbang 159 gol untuk timnas Iran. Sementara Karimi disebut pemain paling jenius dalam sejarah Iran, berkali-kali menjadi pemain terbaik Asia, suatu gelar yang juga pernah didapatkan oleh bintang terkenal Park Ji Sung, Son Heug Min, dan Hidetoshi Nakata. Dengan demikian pengaruh pemain Persepolis pada komunitas sepak bola Iran agar dikenal juga sangatlah besar.